Digital Marketing Tangerang - Micro Influencer Dalam Digital Marketing
Digital Marketing Tangerang - Di sini kita bisa
melihat bahwa tenaga micro-influencer hanyalah bagian kecil cara pemasaran
karena metode pemasaran dari mulut ke mulut mampu menjangkau lebih banyak
pasar. Namun, Anda sebagai pemasar tidak boleh salah kaprah dengan
mengesampingkan peran micro-influencer berpengikut kecil di internet. Kondisi
pemasaran yang terfragmentasi saat ini adalah hasil dari brand dan pengiklan
yang memperlakukan saluran media sosial seperti media tradisional, mengabaikan
satu kunci yang menjadi pembeda: kekuatan konsumen. Berkat jejaring sosial,
hubungan antara brand dengan pelanggan kini menjadi dialog, bukan lagi
percakapan satu arah layaknya ceramah. Konsumen kini dapat memilih dan
mengontrol apa yang ingin dan mereka harap lihat di saluran daring, dan dalam
lingkungan sosial yang dibuat oleh orang-orang untuk orang-orang. bahwa promosi
dari mulut ke mulut adalah bentuk promosi terbaik mengalahkan semua bentuk
promosi lainnya. Sementara promosi melalui media televisi hanya menduduki
peringkat ketiga dan sisanya didominasi oleh media-media online dari berbagai
saluran. Beberapa bentuk iklan offline juga cukup efektif seperti iklan baris
di surat kabar, iklan di majalah, papan iklan jalan, sementara iklan di radio
cenderung seimbang dan iklan dengan format teks via SMS cenderung diabaikan.
Sisanya bisa kita lihat bahwa sekalipun tingkat kepercayaan konsumen tinggi,
tetap tidak menjamin mereka akan mengambil tindakan pembelian secepatnya. Kabar
baiknya, tingkat kepercayaan tersebut bisa saja dikonversi menjadi bentuk
promosi mulut ke mulut. Sebagai contoh: Anda diberitahu teman yang puas setelah
menggunakan sebuah produk. Meski Anda mungkin tidak atau belum tertarik untuk
membeliny juga, namun Anda bisa saja merekomendasikan produk tersebut kepada
rekan Anda yang lain karena Anda baru saja mendengar ulasan positif dari orang
terdekat yang jelas Anda percayai. Jika orang-orang terdekat Anda juga
melakukannya di internet, ini adalah kombinasi yang pas.
![]() |
Digital Marketing Tangerang |
Orang-orang menggunakan
internet untuk terhubung dan untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif. Intensitas
penggunaan internet adalah untuk menginformasikan, mendidik, menghibur,
dan/atau membeli. Namun untuk penggunaan media sosial, mereka hanya punya satu
alasan kuat: untuk berbagi dan terlibat dengan orang-orang yang mereka kenal.
Alih-alih memaksakan metode lama untuk memasuki pasar baru, pemasar sebaiknya
melakukan penyelarasan pola perilaku konsumen baru tersebut untuk
mendefinisikan keterlibatan media sosial, praktik terbaik, dan mengapa konsumen
berada di posisi pertama di media sosial.
Dengan kondisi indsutri
saat ini, tidak mengherankan mengapa influencer marketing begitu meledak dan
sangat digemari brand dan juga para pemasar ulung. Dengan ROI rata-rata sebesar
$6.50 per $1 yang dihabiskan, influencer marketing mendorong hasil yang besar
karena didasarkan pada penggunaan aktual para pengguna sosial—berbagi dan
terhubung melalui konten dengan orang yang mereka kenal, bukannya melalui iklan
impersonal yang mengganggu sebab itu bukanlah konten yang ingin mereka lihat.
Berikut ini adalah tiga
alasan utama mengapa influencer marketing bisa menjadi sangat efektif untuk
iklim periklanan saat ini:
1.
Adblock dan Pencekalan Iklan
Pada tahun sebelumnya,
perangkat lunak pemblokiran iklan memecahkan rekor dan mencapai jumlah
penggunaan yang tidak pernah terjadi sebelumnya yaitu 198 juta pengguna
aplikasi pencekal iklan di seluruh dunia. Yang mengejutkan lagi, 45 juta
pengguna di antaranya berlokasi di Amerika Serikat sehingga memaksa para
pengiklan daring harus rela kehilangan penghasilan hingga sebesar $22 miliar
akibat penggunaan perangkat lunak oleh pengguna internet yang mencengangkan
tersebut. Penggunaan pencekalan iklan semakin meluas hingga akhirnya memaksa
pengiklan daring untuk mulai menanggapi dengan cara memaksa langganan berbayar
dan memohon agar dihentikannya layanan pencekal iklan karena mereka merasa
sangat-sangat dirugikan. Sementara pengiklan meminta agar pemblokiran iklan
dihentikan, pengalaman konsumen pun ikut termarjinalkan, pengiklan terus
mendapati hasil yang menurun dan penerbit iklan terus-menerus kehilangan
pendapatannya. Pemasar kalah di semua lini. Bahkan ketika mereka mencoba untuk
beriklan di tempat dengan basis pelanggan di mana tidak ada satu pun yang
mengganggu konten mereka, mereka tetap kalah sebab pada akhirnya mereka
mengeluarkan lebih banyak dan mendapatkan lebih sedikit. - Digital Marketing Tangerang
2.
Kecurangan Iklan
Industri periklanan
menghabiskan miliaran dolar untuk menciptakan bot iklan. Dengan kenyataan bahwa
lebih dari separuh iklan yang beredar di internet tidak benar-benar dilihat
oleh pengguna (manusia), kecurangan iklan menjadi kendala lain bagi pemasar,
terutama bagi mereka yang memiliki anggaran biaya terbatas untuk beriklan. Sebagai
media yang paling banyak digunakan untuk beriklan ketiga di dunia, Facebook
membuang metrik engagement seperti likes dan tampilan yang kemudian
dipertanyakan oleh banyak penerbit iklan sebab hal tersebut membuat penerbit
iklan jadi semakin sulit untuk mengukur apakah iklan yang tampil sudah ideal
atau belum untuk pelanggan, dan bahkan semakin menantang untuk mengukur hasil
nilai penayangan yang diterima. Hal ini semakin membuat para penerbit iklan
frustasi.
3.
Hilangnya Kepercayaan Konsumen
Keengganan iklan
konsumen selalu tinggi. Rasio klik-tayang iklan di Facebook khusus untuk
wilayah Amerika Serikat hanya mencapai 0.14% yang sekaligus menjadikannya
sebagai salah satu RKPT terendah di dunia. Kemudian, dilaporkan pula oleh
sebuah studi dari eMarketer bahwa mereka (konsumen) menganggap iklan berbayar
dan bloger daring sebagai sumber informasi yang paling tidak terpercaya saat
membuat keputusan pembelian. Kesenjangan inilah yang seharusnya dipahami oleh
para pemasar dan penerbit iklan di mana pun, bahwa efektivitas influencer marketing
sempat diperparah oleh penggunaan jaringan sosial konsumen dan juga media
sosial: bahwa setiap orang memiliki pengaruhnya di media sosial secara berbeda,
yang kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi pemasar untuk menemukan
influencer yang tepat untuk iklan maupun brand. - Digital Marketing Tangerang
Komentar
Posting Komentar